English



ICE-CREAM STICK METHODS 

 





BAB. I
PENDAHULUAN


A.  ANALISIS KEBUTUHAN
               Suksesnya program-program Pendidikan Non Formal dilembaga-lembaga dan unit pelaksana tekhnis Dinas  Pendidikan, seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sangatlah bergantunga  kepada kualitas dan kinerja para pamong belajarnya. Pamong belajar yang merupakan salah satu pendidik di lingkungan Pendidikan Non Formal adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi tenaga yang berkualifikasi sebagai ......... pamong belajar .......... serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (UU. No.20 Tahun 2003)
Sebagai ujung tombak program-program Pendidikan Non Formal, pamong belajar berhadapan langsung dengan target atau sasaran Pendidikan Non Formal yaitu masyarakat atau lebih tepatnya masyarakat menengah ke bawah.. Dalam Kepmenkowasbangpan No. 25/KEP/MK.WASPAN/G/6/1999; pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa; Pamong Belajar adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas; tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam rangka pengembangan model dan membuat percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan
Program Pendidikan Luar Pekolah dan Pemuda serta Olah raga.(Diklusepora).

Jadi jelas disini bahwa salah satu tugas yang diemban oleh seorang pamong belajar adalah melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Itulah sebabnya mengapa pamong belajar sangat memegang peranan penting dalam program kesetaraan yaitu program Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA . Dalam karya tulis nyata ini, penulis menekankan pada fungsi pamong belajar dalam kualitasnya sebagai tutor paket, khususnya Paket B  setara SMP dan paket C setara SMA karena mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi salah satu mata ajar wajib. Menurut penulis mulai saat ini, dalam rekruitmen, seleksi dan pengangkatan pamong belajar, sudah waktunya pemerintah sebaiknya  mempertimbangkan latar belakang pendidikan khususnya pendidikan bidang studi seperti matematika, Bahasa
Inggris, ekonomi dan lain-lain. Hal ini terkait dengan peran pamong belajar sebagai pengajar atau tutor program paket B setara SMP dan program paket C setara SMA. Tanpa latar belakang  pendidikan bidang studi tertentu, pamong belajar akan sulit untuk menjadi tutor pada program kesetaraan sehingga jalan untuk dapat menggali potensi dan kreatifitas menjadi lebih sempit. Ada juga pamong belajar yang  mengabdikan diri pada program kesetaraan sebagai pendidik/tutor. mereka merupakan mantan kepala SD mutasi ke SKB. Hal ini sangat berpengaruh pada motivasi mereka untuk berkreativitas meningkatkan kompetensi dalam mengajar. Bagi pamong belajar yang kebanyakan berlatarbelakang  pendidikan program studi  Pendidikan Luar Sekolah (PLS), mereka tidak memiliki kemampuan mengajar pada suatu bidang studi tertentu untuk berperan aktif pada program kesetaraan baik paket A setara SD, Paket B setara SMP maupun Paket C setara SMA. 
            Pada program kesetaraan , khususnya paket B setara SMP dan Paket C setara SMA, ada beberapa mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik. Salah satunya adalah mata pelajaran Bahasa Inggris.. Hal ini disebabkan , pertama,  karena tingkat kesulitan mata pelajaran itu sendiri, kedua, karena kurang tepatnya metode/alat peraga yang digunakan  pada mata pelajaran ini. ketiga, karena kurangnya tingkat kecerdasan/motivasi  peserta didik. Dari sinilah masalahnya berawal. Menurut Djoko Smd – Sapto Cahyono (2007), Bahasa Inggris merupakan bahasa yang sangat penting di era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan sains dan tekhnologi. Bahasa Inggris menjadi sangat vital untuk dikuasai, karena peranannya sebagai bahasa dari kedua hal tersebut.
             Hal ini tidak hanya berlaku bagi jalur Pendidikan Formal tetapi juga berlaku bagi peserta didik atau warga belajar pada jalur Pendidikan NonFormal. Meskipun waktu belajarnya tidak setiap hari melainkan tiga kali seminggu namun bukan berarti kita harus menutup mata dan membiarkan para warga belajar kita tenggelam dalam ketidaktahuan dan ke’engganan’  untuk mempelajari mata pelajaran ini. Jelas disini tutor Bahasa Inggris paket B harus berperan aktif dalam usaha untuk membuat mata pelajaran ini menjadi lebih disenangi sehingga para warga belajar bersemangat untuk mempelajari Bahasa Internasional ini dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal. Terlebih lagi jika tutor tersebut adalah seorang    Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau seorang pamong belajar               

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
Sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil, seorang pamong belajar mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar terhadap kesuksesan para peserta didik dalam mengikuti program kesetaraan. Bagaimanapun caranya, salah satunya dengan cara memberikan media pembelajaran yang sesuai untuk para warga belajar agar dapat meningkatkan motivasi  dan semangat belajar mereka terhadap pelajaran ini.
            Sudah kita ketahui bersama, bahwa peserta didik atau warga belajar  program pendidikan non formal tidak dapat kita samakan dengan siswa/murid pada jalur pendidikan formal. Baik dari segi tingkat kecerdasan, tingkat ketekunan termasuk juga tingkat sosial ekonominya. Sebagai seorang pamong belajar/tutor, kita tidak bisa terlalu banyak berharap pada warga belajar  pendidikan nonformal. Pada jalur Pendidikan Nonformal (PNF) warga belajarnya rata-rata (meskipun tidak semua) serba minim; baik dari motivasi belajar, kecerdasan, ketekunan termasuk , yang paling banyak, minim ekonomi..
            Hal tersebut di atas juga berpengaruh buruk pada kesuksesan program kesetaraan, baik paket A, paket B maupun paket C. Seorang pamong belajar yang juga seorang tutor harus berperan aktif dan sabar dalam menghadapi warga belajar serta harus pandai-pandai ‘menjaga hati’ mereka agar tetap bersemangat mengikuti program kesetaraan. Terutama untuk mata pelajaran yang dianggap sulit bagi mereka. Misalnya; Bahasa Inggris.  Apabila seorang  pamong belajar  yang juga sebagai tutor tidak memiliki motivasi dan kreativitas yang tinggi untuk membuat Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran yang menyenangkan sehingga lebih diminati para peserta didik. Apabila mereka sudah tidak ‘takut’ lagi  terhadap mata pelajaran ini, diharapkan  motivasi mereka untuk belajar  akan lebih tinggi sehingga pemahaman mereka terhadap Bahasa Inggris menjadi lebih baik. Untuk itulah , sebagai pamong belajar, penulis mencoba untuk memberikan satu cara  pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan ‘Ice Cream Sticks’  atau batang es krim pada program kesetaraan Paket B setara SMP.









SKB ENGLISH COURSE - A CHEAP AND JOYFUL ENGLISH COURSE


ENAK...YA.......MAEN ,,,,STICK ENGLISH.....

EIIIT.....JANGAN .......BEREBUT YA.....


MIRA.........KERJA SENDIRI DONK!