Minggu, 18 Desember 2011

using mobile phone in English Education









SANGGAR    QHAMY

DI SANGGAR KEGIATAN  BELAJAR (SKB)
TERDAPAT BEBERAPA KEGIATAN YANG SIFATNYA DITUJUKAN UNTUK MASYARAKAT  KURANG MAMPU, SEPERTI MISALNYA ....PAUD, PELATIHAN-PELATIHAN KETRAMPILAN, KURSUS-KURSUS DAN PAKET-PAKET KESETARAAN........





 A D A



pelatihan bordir






       P A U D 





 KURSUS bAHASA INGGRIS YANG MURAH MERIAH.......................


 






DAN 
PAKET....A,B,C, .....











MENGGUNAKAN PONSEL DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS DI JEPANG
Oleh; Patricia Thorton

ABSTRAK
             Disini penulis menyajikan 3 fungsi. Pertama, penulis mensurvei 333 mahasiswa Universitas di Jepang mengenai perangkat mobile. 100 % memiliki ponsel, 99% suka mengirim E-mail melaui ponsel mereka,66 % berkirim e-mail dengan rekan sekelas , 44% berkirim e-mail untuk belajar. Sebaliknya hanya 43%  berkirim em-mail lewat PC dan hanya 20 % yang menggunakan PDA(computer saku). Kedua, penulis mengirim 100 kosa kata bahasa Inggris kepada 44 mahasiswa Universitas Jepang melalui ponsel mereka.Hasilnya, 71% dari mereka lebih suka menerima pelajaran lewat ponsel daripada melalui PC. Sedangkan, 93 % merasakan ini adalah metode pengajaran yang berharga. Ketiga, penulis menciptakan sebuah situs web untuk menjelaskan idion Bahasa inggris. Siswa diminta membuat animasi yang menunjukkan arti harfiah masing-masing ungkapan; dan video menunjukkan makna idiomatic dari ungkapan tersebut.
Kata kunci: e-mail, belajar Bahasa asing, individu, ponsel, multimedia, kuantitatif, sarjana, video, World Widw Web.

PENDAHULUAN
             Jika kamu berjalan di setiap kampus universitas di Jepang, kamu akan menemukan  mayoritas siswanya membawa ponsel. Menurut Taylor (2001), 95% dari penduduk Jepamg yang berusia 15 – 24  tahun memiliki ponsel sendiri. Di Jepang jumlah ponsel melebihi jumlah PC. Orang –orang muda Jepang cepat mengadopsi tekhnologi mobile yang memungkinkan mereka  berikirim e-email dan mengakses web saat mereka melaksanakan jadwal mereka sehari-hari. Mengingat popularitas ponsel, maka kami ingin mengetahui sejauh mana ponsel digunakan untuk tujuan pendidikan, dan untuk mengukur reaksi siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan, serta untuk belajar bahasa asing yang dikembangkan secara khusus menggunakan ponsel.
        Belajar bahasa asing berarti menghafal dan melatih sejumlah besar kosakata dan struktur tata bahasa. Bagi siswa EFL, 5000 kata dasar dianggap sebagai prsyaratan minimal untuk pemahaman teks khusus non bahasa (Laufer 1997). Penelitian  terbaru tentang otak dan belajar menunjukkan bahwa retensi dari sebuah kata baru atau konsep bergantung pada kualitas dan frekwensi kegiatan pengolahan informasi (Hulstijn, 2001). Ini berarti kata-kata harus dihadapi dan dilihat dalam kegiatan berbicara (speaking), membaca(reading), menulis(writing), tugas (task), dan mendengarkan (listening), dan kemudian dengan sengaja dipraktekan atau dilatih untuk memfasilitasi pembentukan long -term memory. Namun mengingat terbatasnya jumlah waktu pertemuan dikelas, guru harus berfikir bagaimana menggunakan waktu yang terbatas tersebut untuk mempromosikan bahasa target/asing. Karena siswa bahasa asing  memiliki kesempatan untuk berbicara dan mendengar bahasa target hanya didalam kelas. Ini berarti bahwa praktek  dan  eksposur harus disediakan dengan cara lain. Penulis percaya teknologi mobile dapat membantu memperluas kesempatan belajar dengan cara yang berarti. Penulis mensurvei mahasiswa untuk menentukan pola penggunaan ponsel, fungsi ponsel yang mereka gunakan, dan jenis kegiatan pendidikan yang mereka anggap berguna untuk ponsel.
        Dalam makalah ini diperkenalkan dua jenis materi yang akan dikembangkan untuk   mempelajari EFL pada  perangkat ponsel siswa di Jepang. Yang pertama, Learning On The Move (LOTM), yaitu mengirimkan kosakata Bahasa Inggris untuk mahasiswa pada waktu istirahat. LOTM menggunakan ponsel berkemampuan ‘generasi kedua’ (2G).  Kedua, Vidiom yaitu visual idiom, yang menggunakan kemampuan ponsel  multimedia  ‘generasi ketiga’ (3G) dan Personal  Digital Assistant (PDA) atau computer saku untuk menampilkan video pendek dan animasi berbasis Web dan untuk memberikan penjelasan  tentang visual idiom bahasa Inggris.
Teknologi ponsel di Jepang
        Pada tahun 2000, saat penelitian ini dimulai, hampir 60 juta orang Jepang(setengah penduduk) menggunakan ponsel sedangkan hanya 20 % memiliki akses pada PC desktop.  Dari 48 mahasiswa yang penulis survey, 100% memiliki ponsel dan  hanya 17 % (8 orang) yang memiliki akses komputer rumah. Biaya e-mail ponsel diJepang sangat rendah. Kebanyakan siswa dikenakan biaya sekitar  US $ 0,002 untuk menerima setiap pesan; biaya satu set/ 2 minggu dari 30 pesan akan  sekitar US $ 0,6. Mahasiswa Jepang memiliki akses  Web konstan melalui ponsel mereka. Dalam rangka membuat bahan belajar bahasa yang dapat diakses oleh siswa, penulis membuata halaman yang bias dibaca diponsel. Untuk studi ini diperlukan teks singkat dan 15 video dan animasi. Biaya mengakses  video melalui ponsel saat ini terjangkau bagi siswa – US $8/menit.. Penulis ingin membandingkan reaksi siswa terhadap bahan yang diberikan pada perangkat mobile yang berbeda.
          Sebuah jejak pendapat dilakukan oleh penulis tentang penggunaan perangkat ponsel pada 333 mahasiswa universitas di Jepang, yang meliputi, mahasiswa EFL, budaya modern, desain dan ekonomi. Kuesioner dibagi menjadi tujuh bagian:  (1) data pribadi (nama, kelas, dll); (2) jenis ponsel yang dimiliki;(3) frekuensi penggunaan berbagai fitur ponsel,(4) penggunaan perangkat elektronik lainnya;(5) frekuensi dari berbagai kategori e-mail yang dikirim atau diterima melalui ponsel,(6) kategori halaman Web yang diakses melalui ponsel, dan (7) peringkat keinginan  kegiatan pendidikan  melalui ponsel. Dari jejak pendapat ini ditemukan bahwa;(a) masing-masing mahasiswa yang berpartisipasi  memiliki sebuah ponsel, dan ponsel yang mereka miliki bervariasi dari yang sederhana sampai yang memiliki kemampuan multimedia yang canggih, misalnya dapat menjalankan program java kecil, dapat menampilkan animasi Flash, memiliki kamera video kecil, menampilkan  dan merekam siaran TV. Kemajuan media ini sangat pesat. Jika dulu ponsel membatasi pesan keluar/e-mai hanya sampai 500 karakter namun ponsel baru memungkinkan menerima dan mengirim pesan lebih dari 10.000 karakter. (b) e-mail adalah fitur yang paling dimanfaatkan. Masing masing pesan- ponsel memiliki rata-rata panjang sekitar 200 karakter jepang. kira-kira setara dengan sebuah paragraph dengan 70 kata-kata.  Selanjutnya(c), kami membandingkan email ponsel dengan email PC, ternyata pengiriman email melalui ponsel jauh lebih sering daripada melalui PC. Mengenai fitur lain seperti kamus dwibahasa, game, video kamera, daftar tugas/belanja jarang digunakan.(d)  untuk email melalui ponsel,mayoritas (83 %) menggunakan email untuk chatting dengan teman dan keluarga, 66% menggunakan email untuk bertanya pada teman sekelas tentang pelajaran mereka., 44% menggunakan email untuk belajar. Jadi kebanyakan siswa jarang atau tidak pernah menggunakan email ponsel untuk tujuan pendidikan.(e) Untuk penggunaan web, 61% tidak pernah menggunakan fungsi web dari ponsel mereka, 27% menggunakan nya untuk chatting dengan teman-teman, 20 % digunakan untuk belajar, 18 % untuk mencari tahu tentang pelajaran, 12% untuk membaca majalah berbasis web. Subyek kemudian diminta untuk menilai keinginan mereka untuk memasukkan beberapa jenis fungsi pendidikan dalam ponsel mereka dengan menggunakan skala 1- 6, dengan 1 yang paling penting dan 6 menjadi paling tidak penting. Sehingga diketahui bahwa fungsi yang paling diinginkan siswa adalah menerima pemberitahuan tentang administrasi, nilai-nilai, disusul dengan menerima dan mengirimkan tugas .Layanan pendidikan yang paling tidak penting untuk dimasukkan pada ponsel adalah konsultasi/diskusi .Mahasiswa kurang berminat dalam pertukaran informasi dengan rekan-rekan mereka melalui perangkat mobile. Ini menunjukkan  mahasiswa Jepang lebih suka untuk interaksi langsung/tatap muka ketika belajar,
Mengenai mobile Web, umumnya siswa belum menggunakan mobile Web untuk tujuan pendidikan . Kami percaya bahwa ini mungkin berkaitan dengansedikit sekali jumlah guru universitas di Jepang yang menawarkan informasi melalui Web atau segmen online pada program mereka. Dalam rangka untuk mengetahui bagaimana reaksi siswa  tentang bahan
dirancang khusus untuk ponsel, kami mengembangkan set pelajaran kosa kata bahasa Inggris yang memanfaatkan
fungsi e-mail ponsel, dan satu set multimedia pelajaran bahasa Inggris mengajar idiom yang dapat diakses melalui fungsi Web ponsel.
         Penelitian menunjukkan bahwa metode yang paling direkomendasikan bagi siswa EFL adalah kombinasi antara belajar incidental debngan belajar yang disengaja (Huulstijn, 2001) Dengan demikian, siswa membutuhkan sebuah program yang terstruktur di mana kata-kata yang tidak diketahui diidentifikasi dan kemudian diajarkan dengan cara yang mendukung penyimpanan memori panjang  panjang.. Kami pikir yang mendorong suatu media seperti e-mail atau SMS akan memberikan program seperti
PERCOBAAN

Tiga kali sehari, pada  jam 9:00, jam 12:30, dan jam 17:00  kami mengirim e-mail pendek pelajaran singkat (teks yang berisi kurang dari 100 kata-kata atau 365 byte) untuk 44 mahasiswa manita di dua kelas EFL universitas di Jepang  . pelajaran tampil di layar kecil ponsel. Pelajaran ditetapkan lima kata per minggu, setiap kata digunakan dalam beberapa konteks, terakhir, kata kata tersebut diulangi kemudian dimasukkan kata-kata sasaran dalam bentuk cerita.
Kemudian siswa di beri kuesioner dengan tanggapan bahwa 70% lebih suka menerima pelajaran pada ponsel daripada melalui PC. 93%  menyatakan ini metode yang berharga dan 89% ingin terus belajar melalui metode ini. 69% mengindikasikan layar kecil ponsel tidak menjadi masalah. Tiga pesan yang dikirim setiap hari tersebut diasumsikan akan dibaca sesaat setelah pesan terkirim, namun hanya 10% yang membaca pesan itu 3 kali sehari, 33% membaca pesan 2 kali sehari dan mayoritas (57%) membaca pesan itu sekali sehari. Dari wawancara, ditemukan bahwa siswa cendrung untuk menunda  membaca pesan tersebut sampai mereka punya waktu  untuk berkonsentrasi, biasanya saat perjalanan pulang dari sekolah.
Singkatnya, tahap pertama dari proyek LOTM menemukan bahwa pengiriman kosa kata  bahasa asing melalui e-mail ponsel efektif dan diterima positif oleh mahasiswa Jepang. Metode ini mengambil keuntungan dari aspek mendorong mobile teknologi, dan mempromosikan studi reguler. Namun, umpan balik siswa menunjukkan bahwa banyak siswa menunda membaca pesan LOTM mereka.Mereka sering tidak mampu berkonsentrasi pada tugas siang hari ketika mereka hanya memiliki sedikit waktu. Siswa belajar ditunda sampai punya waktu untuk berkonsentrasi, yaitu  selama perjalanan mereka pulang ke rumah. Pada tahap berikutnya dari penyelidikan, penulis membandingkan versi panjang dan versi pendek dari kosa kata yang sama.
Versi  pesan panjang
              Hi. Saya berharap setiap orang memiliki liburan musim panas yang bagus. hari ini Kata VISI. VISI adalah sama seperti penglihatan. Apakah Anda memiliki VISI yang baik atau Anda harus mengenakan kacamata? Saat ini, orang dengan VISI  buruk  harus operasi mata untuk memperbaiki penglihatan mereka. kemudian mereka memiliki VISI yang baik dan dapat membuang kacamata atau lensa kontak
Versi pesan pendek
              Kata hari ini ", VISI, adalah sama dengan penglihatan. Apakah Anda memiliki VISI yang baik atau Anda harus memakai kacamata?
Dalam studi ini, separuh siswa menerima pesan singkat selama 1 minggu, dan setengah menerima pesan panjang. Pada minggu kedua, siswa menerima pesan dari panjang berlawanan. Para Hasil tes menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam belajar antara pesan pendek dan panjang. Hal ini menunjukkan bahwa efek dari studi reguler didorong melalui e-mail ini lebih penting daripada rincian pelajaran, namun penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menyempurnakan LOTM, panjang pesan mengoptimalkan,frekuensi, konten, dan karakteristik lainnya, dan mengukur efek   pembelajaranmereka.
    
VIDIOMS: Bahan Video dan Web melalui ponsel dan PDA    
        Frasa idiom  sangat kontekstual dan sering sulit dikuasai oleh para siswa EFL. Banyak idiom yang terdiri dari bahasa yang cocok untuk divisualisasikan melalui animasi dan video. Untuk membantu siswa memahami makna dan konteks dimana idiom itu digunakan. Setiap halaman menyajikan salah satu idiom, misalnya; she has a big mouth/dia memiliki sebuah mulit yang besar. Pertama; makna idiom dijelaskan dalam bahasa Jepang (L1) sebuah animasi computer yang menggambarkan makna harfiah, misalnya karakter dengan mulut yang sangat besar. Kemudian disajikan kurang lebih 15 detik video animasi komputer yang menunjukkan makna idiomatic, misalnya; orang yang terlalu banyak bicara, membeberkan rahasia dan disajikan dalam Bahasa Inggris (L2). Akhirnya mereka dipminta mengisi kuis yang berupa pilihan ganda  untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap idiom tersebut.

Siswa menyelesaikan evaluasi mereka dengan menulis komentar  positif dan negatif pada tempat yg terpisah.. Banyak siswa menemukan situs ini menyenangkan, dan merasa ini  adalah alat bantu belajar yang efektif. Beberapa  Siswa melaporkan kesulitan mendengar audio baik PDA dan ponsel, beberapa headphone yang disarankan mungkin bisa membantu. Siswa disarankan mengurangi volume untuk menghindari mengganggu  org lain disekitarnya, Kualitas suara, teknologi kompresi, dan bitrate pada ponsel mirip dengan suara nirkabel panggilan, dan tampaknya tidak memadai untuk mendengarkan bahasa kedua. keluhan tentang suara, serta yang lain tentang keburaman beberapa videokarena fakta bahwa beberapa penulis naskah dan aktor bukan penutur asli, dan  keterbatasan waktu tidak memungkinkan untuk  pengeditan dan revisi. Tapi secara keseluruhan metode menggunakan teknologi video mobile utk pendidikan ini dapat dipergunakan secara luas.. Kami mendengar beberapa keluhan tentang ponsel telepon  yang berlayar kecil.  Pengguna PDA melaporkan tidak ada masalah. Namun ada mahasiswa yang mengatahan PDA lebih baik jika digunakan didalam kelas tapi diluar kelas ukuran ponsel yang kecil dengan pengoperasian satu tangan dirasa lebih baik daripada harus menggunakan kedua tangan.
 
KESIMPULAN
Jajak pendapat kami menunjukkan bahwa mahasiswa Jepang mahasiswa  menggunakan ponsel untuk mengirim dan menerima e-mail, kadang-kadang tentang  pelajaran mereka. Mereka kurang sering mengakses Web dari ponsel mereka. Namun, mereka berpikir bahwa menerima informasi tentang pelajaran mereka melalui ponsel merupakan kegiatan yang menyenangkan/bermanfaat. Ketika  menggunakan bahan-bahan pendidikan yang dirancang untuk ponsel, siswa dievaluasi secara positif, dan hasil tes menunjukkan bahwa mereka mampu belajar melalui media ini. Kedua proyek dijelaskan dalam makalah ini, learning on the move dan Vidioms, menunjukkan bahwa  ponsel dan PDA dapat efektif sbg alat untuk menyampaikan materi belajar bahasa asing kepada siswa. Dua studi menunjukkan bahwa mahasiswa  Jepang nyaman  membaca dan melihat video pada layar kecil. Multimedia  dapat menangkap minat mereka, dan mendorong kesempatan belajar pada siswa melalui mobile e-mail ini efektif dalam membantu mereka memperoleh kosa kata baru. Penulis menyarankan bahwa perangkat mobile dapat menjadi alat yang efektif untuk digunakan pada berbagai kegiatan pendidikan .



oooooooooooo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar